Hari ini, Kamis (22/06,) PT Martina Berto Tbk menyelenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan untuk melaporkan tahun buku yang
berakhir pada 31 Desember 2022. Laporan kegiatan bisnis dan keuangan
tahunan tersebut telah diterima dengan baik dan mendapatkan pengesahan,
serta persetujuan di RUPS.
Dalam rapat tahunan ini, Direksi
Perseroan melaporkan kinerja PT Martina Berto Tbk (MBTO) pada tahun 2022
yang mampu mencatatkan perbaikan kinerja dibanding tahun 2021 dengan
memacu pertumbuhan sebesar 70% dan mengurangi kerugian, serta
memperbaiki cash flow. Di tahun 2022, Perseroan berhasil mencapai
pertumbuhan penjualan sebesar Rp360,183 miliar yang jauh lebih baik
dibanding tahun 2021 yaitu sebesar Rp210,528 miliar. Sementara laba
bersih sesudah pajak yang di tahun 2021 membukukan angka minus Rp148
miliar, di tahun 2022 turun signifikan menjadi minus Rp42 miliar.
Di
tahun 2023 ini, Perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar
39% dengan nilai kurang lebih Rp500 miliar. Perseroan optimis bisa
mencapai target tersebut dengan menurunkan COGS dari 63,04% menjadi
61,17%, meningkatkan efektvitas biaya pemasaran dari 23,85% menjadi
19,17% dan biaya umum dari 21,15% menjadi 14,89% sehingga diharapkan
bisa mendapatkan laba bersih usaha Rp23 miliar dari kerugian Rp26
miliar di tahun 2022 untuk bisa meraih EBITDA dari minus Rp8 miliar
menjadi positif Rp37 miliar.
Melihat kinerja bisnis di
kuartal pertama tahun 2023 cukup menggembirakan, Direktur Utama PT
Martina Berto Tbk, Bryan David Emil optimis prospek kinerja Perseroan di
tahun ini akan membaik. Di kuartal pertama tahun ini saja, Perseroan
mampu mencatatkan penjualan sebesar Rp112,434 miliar dan laba kotor
sebesar Rp38,679 miliar, angka-angka ini jauh lebih baik dibanding
kuartal pertama tahun
2022.
Bryan juga menambahkan bahwa untuk memperbaiki kinerja
di tahun 2023 ini, Perseroan akan terus berupaya meningkatkan kualitas
dan image brand antara lain Sariayu Martha Tilaar, Biokos, dan Rudy
Hadisuwarno Cosmetics, rejuvinasi pada desain kemasan, inovasi, dan
reformulasi produk yang tetap mengusung konsep Clean Beauty, investasi
pada media digital dan meningkatkan penjualan online, perbaikan di
bagian manufaktur, rantai pasok, purchasing, hingga konsolidasi
akuntansi keuangan. Selain itu, Perseroan juga mempertajam strategi
untuk pemasaran dan multi-distributor yakni dengan Tiga Raksa dan Penta
Valent, serta yang terbaru dengan PT Parit Padang Global. MBTO juga
berusaha mempertahankan dan memperkuat penjualan melalui PT Tara Parama
Semesta (TPS) yang mengelola gerai Martha Tilaar Shop (MTS) dan
penjualan online, serta unit usaha PT Cedefindo (anak perusahaan MBTO)
yang bergerak di bidang contract manufacturing.
MTS melalui
mekanisme omnichannel berfungsi sebagai customer experience centre bagi
para konsumen dan menargetkan pasar kelas menengah atas dengan varian
produk premium yang lebih banyak dibanding gerai-gerai independen.
Hingga saat ini Perseroan memiliki 9 gerai MTS dan 4 shop in shop yang
tersebar di kota-kota besar di Indonesia. Sementara PT Cedefindo fokus
pada toll manufacturing dengan mekanisme resource sharing. Berpengalaman
sejak tahun 1981, PT Cedefindo telah memproduksi kurang lebih 80%
peredaran indie brand di market Indonesia dengan bekerja sama dengan
para influencer, artis, public figure, mahasiswa, ataupun entrepreneur
muda. Tak hanya indie brand, beberapa perusahaan nasional dan
multinasional juga mempercayakan produksi produk-produk mereka kepada PT
Cedefindo. Kinerja yang membaik dari PT Cedefindo dan PT Tara Parama
Semesta tentunya diharapkan bisa membantu total konsolidasi induk
usahanya, PT Martina Berto Tbk.
Local Wisdom Go Global
To be one of the world’s leading companies in cosmetics and spa industry with natural nuances and eastern values through product innovation and modern technology to optimize added value to stakeholders
Short Term Objective
To be Top 3 in Indonesian cosmetics and spa industry
Medium Term Objective
To be one of Asia Pacific players in cosmetics and spa industry