Sejak dahulu kala, Indonesia dikenal dengan sebutan spices island atau pulau rempah. Kecantikan dan kekayaannya dalam menghasilkan rempah menjadi magnet ketertarikan bangsa Eropa untuk singgah ketanah air.
Kini, setelah berabad-abad lamanya, posisi Indonesia menjadi pemasok rempah dunia mulai tergeser. Misalnya, dulu Indonesia dikenal sebagai pemasok Kina nomor satu di dunia, sementara kini kita hanya berada di urutan ke-enam. Begitu pun untuk rempah lainnya, seperti kayu manis dan pala. Bahkan turut menjadi importir utama.
Untuk menjawab berbagai tantangan dan peluang yang ada, serta mengembalikan kejayaan rempah Indonesia, Ditjen Perdagangan Luar Negeri, Kementerian Perdagangan RI dan Dewan Rempah Indonesia dimana Ibu Martha Tilaar berperan sebagai Dewan Pelindung dan Pembina mengadakan Kongres dan Seminar Rempah Internasional yang pertama, yang mengambil tempat di Jakarta Convention Center, tanggal 18-20 November 2011.
Dibuka dengan Tarian Djamoe Gendong yang diikuti dengan pengenalan minuman “Djamoe” kepada para peserta seminar, kegiatan ini begitu selaras dengan misi Martha Tilaar Group dalam melestarikan budaya dan tradisi bangsa.
Delegasi yang hadir adalah perwakilan dari negara-negara sahabat seperti Asia dan Eropa, Organisasi Rempah Internasional, Exportir Rempah, Produsen Komoditi Rempah Indonesia, Industri Djamoe, Industri Makanan dan Minuman, Industri Kosmetik, Peneliti, Universitas, dan Pejabat Pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan industri rempah di Indonesia.
Melalui kegiatan ini, Martha Tilaar Group bersama pihak penyelenggara dan seluruh pengisi acara bermaksud mempopulerkan kembali tradisi lama yang nyaris ditinggalkan, sekaligus mengembalikan kejayaan rempah Indonesia.
BRAVO REMPAH INDONESIA, bersama kita dukung LOCAL WISDOM GO GLOBAL!